Selasa, 07 Agustus 2012

Enam Cara Untuk Memotivasi Pemain Futsal


Pemain futsal bukan hanya harus memiliki skill dan keterampilan dalam bermain futsal, tetapi harus juga memiliki mental yang kuat serta pengendalian emosi. Hal ini penting untuk menjaga pemain tetap tegar dan bermental baja, untuk bangkit dari kekalahan dan ketika memainkan strategi yang vital.
Mental pemain dibentuk agar nantinya pemain dapat membentuk suasana sehat dalam tim, dapat berpikir positif, serta mempunyai optimisme dan harapan tinggi dalam bermain.
Pada saat yang sama, ada banyak hal yang dapat mengakibatkan pemain menurun secara psikologis, diantaranya; Kekalahan, cedera, beberapa masalah dalam kehidupannya dan masih banyak yang lainnya. Dalam keadaan tersebut banyak pemain yang menganggap diri mereka telah kacau.

Berikut ini adalah 6 hal yang dapat dilakukan jika seorang pemain futsal mengalami putus asa dan rasa pesimis :

1. Katakan pada pemain bahwa Anda mengerti rasanya kekalahan, kejatuhan dan menurunnya psikologis. Katakan bahwa hal tersebut hanyalah ilusi yang dibuat oleh otaknya. Oleh karena itu dia harus membuat otaknya bahwa pada kenyataannya dialah harus mengendalikan situasi.
Untuk mencoba hal tersebut, cobalah untuk berkonsentrasi dan mengarahkan pikirannya pada hal-hal yang positif. Dia harus mencoba mengingat hal-hal apa saja yang telah dicapai dalam hidupnya dan dalam karir futsalnya. Dia akan segera mengetahui bahwa ada banyak hal yang bisa dibanggakan


2. Katakan pada pemain bahwa pekerjaannya adalah untuk mengetahui bahwa dia selalu mempunyai kenangan yang baik untuk diingat. Dia harus bekerja untuk pengalaman positifnya. Dia butuh kemenangan sebanyak mungkin yang dia bisa.
Itulah mengapa dia harus berlatih keras saat latihan dan memberikan yang terbaik selama pertandingan. Latihan tersebut dapat memberikan kita gol dan kemenangan yang akan memberikannya pengalaman positif.
Untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman-pengalaman positif, pemain harus membuat tujuan dalam karir futsal dan hidupnya sedikit lebih mudah tercapai dengan cara memulai dari hal-hal yang kecil secara terus menerus dan selangkah demi selangkah untuk mencapainya.
Pendekatan ini akan memperkuat kepercayaan dirinya, yang mana akan lebih mudah mencapai tujuan yang lebih serius nantinya.


3. Pemain anda harus ingat bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini. Begitu pula dengan meraih tujuan, hal ini juga membutuhkan proses yang tidak pernah tanpa kesalahan dan kehilangan ide.
Dan jika sesuatu berjalan tidak sesuai rencana, pemain harus menarik diri mereka bersama-sama. Katakan bahwa pesimismenya telah berada diatas kepalanya dan akan segera menyerang otaknya.
Jadi pemain harus balik menyerang! dia juga harus ingat bahwa dari setiap masalah, terdapat kesempatan yang menyamar. Selalu ada sesuatu yang positif dalam detiap situasi yang terburuk sekalipun.


4. Pesimisme harus dilawan dengan berbagai cara. Salah satu senjata kuno untuk melawan hal tersebut adalah mengikuti atau menyalin. Orang-orang selalu dalam satu atau lain cara mengikuti apa yang orang lain lakukan.
Hal ini harus dilakukan ketika seseorang mengalami rasa pesimistis. Beritahu pemain untuk berkomunikasi secara optimis lagi! Bawa pemain ke tempat atau acara yang ramai untuk memperkenalkan kepadanya beberapa teman yang mempunyai optimisme yang tinggi.
5. Jika pemain mempunyai masalah dan dia tidak mau bertemu dengan orang baru, ada berbagai cara lain untuk melawan pesimisme. Sederhana, dia hanya perlu tersenyum. Tidak penting apakah dia sedang sedih atau tidak, yang penting paksakan untuk tersenyum.
Dengan tersenyum kita akan menjadi sedikit lebih baik. Itu terjadi karena otaknya kembali bingung. Dia harus bersiap-siap, darahnya sekarang menerima hotmon kebahagiaan, yaitu Endorfin
6.Untuk membuatnya percaya bahwa situasi akan menjadi lebih baik, bilang kepada pemain untuk tetap percaya kepada diri sendiri. Biarkan dia untuk pergi ke gym, kolam berenang, dan mulai berlari di pagi hari. Membuatnya merasa tajam kembali adalah cara terbaik untuk ?memperkuat harga dirinya. (ichie/futsalico)



Sumber   Author: Rissalah Maulana




1 komentar: